Jumat, 30 Mei 2008

Parade bunga Bandung Blossom tempo doeloe

Pada tanggal 17 Nov. 2007 Bandung semarak dengan bunga dengan diadakannya parade bunga untuk ke empat kalinya sejak 2004. Ratusan kendaraan dan puluhan delman dihiasi bunga berparade mengelilingi kota Bandung.

Rute parade dari Gasibu, jalan Merdeka, jalan Tamblong, jalan Asia Afrika dan Lapangan Tegallega. Ada juga yang mengambil rute rute lain dan kemudian berkumpul di Tegallega.

Bandung Blossom ini merupakan salah satu acara pada peringatan HUT ke-197 Kota Bandung.
Parade bunga ini bertujuan untuk mengembalikan citra Bandung sebagai kota kembang.

Pada jaman Hindia Belanda doeloe sebenarnya acara parade bunga seperti ini juga sudah diadakan. Justru parade bunga jaman kiwari (sekarang) menghidupkan kembali acara yang sudah lama hilang.

Ini foto-foto parade bunga atau Bandung Blossom jaman baheula pada tahun 1920-an.
Ngga kalah serunya dengan parade bunga jaman sekarang, kayaknya juga ngga kalah seru sama Pasadena’s Rose Festival di Amrik sana....





Kamis, 29 Mei 2008

Sepak bola di alun alun Bandung tempo doeloe

Permainan sepak bola dikenal di Bandung sejak tahun 1900-an. Karena pada waktu itu belum ada lapangan sepak bola yang di bangun secara khusus, pertandingan sepak bola diadakan di alun-alun Bandung dari tahun 1900 sampai 1905.

Setelah alun alun tidak boleh digunakan, pertandingan sepak bola beralih ke lapangan Gemeente yang sekarang menjadi area parkir Balai Kota. Namun penggunaan lapangan ini sebagai arena sepak bola tidak berlangsung lama, karena dianggap menimbulkan kebisingan oleh gereja Bethel di Logeweg ( jl. Wastukencana) dan Gereja Katolik di Merdikaweg (jl. Merdeka)

Akhirnya lapangan sepak bola berpindah lagi ke Lapangan Javastraat. (lahan kosong diantara Javastraat, rel kereta api, Soematrastraat dan Sundastraat) - straat = jalan. Dilapangan inilah klub sepak bola tertua di Bandung berlatih - BVC ( BandongscheVoetbal Club- 1900) angotanya orang-orang Belanda. Ada juga club UNI (Uitspaning Na Inspaning) artinya Bersenang-senang setelah bekerja keras yang terbentuk pada 1903. Sidolig (Sport in de Openlucht is Gezond - 1905) - Olahraga di udara terbuka adalah sehat. Juga ada club Sparta, Velocitas dan Luno.

Lapangan Javastraat pernah menjadi arena pertandingan kesebelasan sepak bola Bandoeng melawan kesebelasan dari Batavia (Bataviase Voetbal Club) dan juga Soerabaya ( Quick, de Krokodillen)

Pada tahun 1914 Residan Priangan tidak mengijinkan lagi lapangan Javastraat disewakan sebagai lapangan sepak bola. Akhirnya lapangan sepak bola kembali lagi ke alun alun Bandung, dengan disewakannya kepada club sepak bola UNI.

Setelah alun alun tidak diperbolehkan lagi sebagai lapangan sepak bola, pada tahun 1924 UNI akhirnya membeli lahan untuk dibangun lapangan sepak bola di Karapitanweg (jl. Karapitan), dan Sidolig juga membangun lapangan sepak bola sendiri di Groote Pastweg yang sekarang menjadi Jl. A. Yani, yang akhirnya menjadi stadion PERSIB sekarang.

Ikatan sepak bola Pribumi adalah Bandoeng Indische Voetbal Bond (BIVB) dan National Voetbal Bond (NVB) dan digabung menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung. (PSIB) - cikal bakal PERSIB.

Gambar - gambar di bawah adalah pertandingan sepak bola di alun alun Bandung pada masa 1914-1921.













Rabu, 28 Mei 2008

Jaarbeurs bursa dagang tahunan di Bandung

Jaarbeurs - acara tahunan yang hilang

Jaarbeurs 1925

Kalau di Batavia ada Pasar Gambir jaman baheula yang jadi cikal bakal Jakarta Fair, di Bandung ternyata juga ada. Namanya Jaarbeurs atau Annual Trade Fair, yang kalau diterjemahin : Bursa dagang tahunan. Acara ini mulai diadakan pada tahun 1920 pada bulan Juni sampai Juli atas prakarasa Comite tot Behartiging van Bandoeng's Belangen (Komite guna mengurus kota Bandung) yang pada tahun 1920 berubah namanya menjadi Bandoeng Vooruit (Bandung maju). Jaarbeurs dibuka oleh Walikota Bandung saat itu - B. Coops yang juga sebagai pemrakarsa.


Gedung Jaarbeurs 2008

Dari tahun 1920 sampai 1924 Jaarbeurs dilaksanakan di area sebelah Selatan lapangan olah raga Nederland Indie Athletiek Unie - NIAU, yang sekarang dikenal sebagai Gelora Saparua, dalam bentuk bangunan-bangunan semi permanen. Baru pada tahun 1925 gedung utama Jaarbeurs selesai dibangun oleh arsitek yang banyak mewarnai kota Bandung baheula dengan karya-karyanya - Schoemaker bersaudara. Gedung di jalan Aceh ini bergaya art deco dengan tiga patung torso Atlas bugil di bagian atapnya dan tulisan Jaarbeurs di bagian bawah. Patung-patung ini pernah ditutup untuk waktu yang lama karena dianggap melanggar kesopanan, namun sekarang telah dibuka kembali.


Tiga patung torso Atlas di atap gedung Jaarbeurs

Suasana Jaarbeurs saungguh amat meriah. Selain tersedia panggung-panggung pertunjukan, juga terdapat stand-stand yang menempati bangunan-bangunan semi permanen untuk mempromosikan berbagai produk industri dan perkebunan dari Bandung. Kegiatan ini sekaligus menjadi promosi pariwisata Bandung saat itu. Pengunjung bukan hanya masyarakat Bandung saja. Bahkan wisatawan dan pengusaha dari daerah lain dan manca negara banyak yang datang. Sehingga hotel-hotel dan villa-villa di Bandung kebanjiran tamu.

Menurut cerita, seniman yang juga pahlawan nasional : Ismail Marzuki ketemu jodohnya Eulis Zuraidah, di arena Jaarbeurs ini.

Sepintas gedung yang sekarang menjadi gedung MAKODIKLAT TNI-AD ini terlihat mirip dengan gedung Merdeka di jalan Asia Afrika, tentu ngga aneh, karena arsiteknyapun sama, ya Schoemaker juga. Acara bursa dagang tahunan ini berakhir pada tahun 1941 karena pada tahun 1942 Jepang keburu masuk Indonesia. Sayangnya setelah kemerdekaan acara ini tidak dilanjutkan kembali.


Poster acara Jaarbeurs 1931



Gedung utama Jaarbeurs ketika baru selesai dibangun-1925


Pengunjung membeli karcis sebelum masuk Jaarbeurs



Noni-noni Londo pada perayaan Jaarbeurs


Suasana jaarbeurs


Stand Toko buku M I Prawira Winata

Stand Kendaraan bermotor dari Jl. Naripan


Stand butik terkenal di Bragaweg : Au Bon Marche




Stand Importir kamera : Luyks


Stand Produsen teh Goalpara